Gula Semut, Gula Aren, dan Gula Tebu. Bedanya Apa? | Kabar Dari Desa | Desa Gelaranyar -->

ads

Gula Semut, Gula Aren, dan Gula Tebu. Bedanya Apa?

Ada bermacam-macam jenis gula pada sekitar kita. Coba tengok ke dapur, ada berapa macam gula yg biasa Sahabat pakai buat mengolah? Masing-masing jenis punya disparitas berdasarkan segi bahan baku dan manfaatnya. Di sini kita akan belajar mengenali disparitas antara gula semut, gula aren, dan gula tebu.

Ketiga jenis gula memiliki perbedaan dasar pada bahan baku. Gula aren adalah gula yang dihasilkan dari tanaman aren atau palem (palm tree) sehingga sering disebut sebagai palm sugar atau palm suiker. Nira dari tandan bunga pohon aren diproses menjadi pemanis alami melalui proses pemanasan dan pendinginan. Gula aren biasanya dicetak dalam bentuk silinder dan setengah lingkaran.

Bibit kelapa organik

Berbeda menggunakan gula aren, gula tebu dihasilkan menurut pengolahan sari tanaman tebu. Tanaman yg penampakannya tinggi seperti bambu itu memiliki banyak kandungan pemanis dari pangkal batang sampai ujung batangnya sebagai akibatnya paling poly menjadi bahan standar gula. Pengolahan gula tebu kebanyakan menjadi apa yg biasa kita sebut di pasaran menjadi gula pasir atau gula kristal. Warna putihnya bergantung pada proses pengolahan. Gula tebu jua diolah sebagai gula rafinasi atau gula yg digunakan buat keperluan industri.

Apabila gula aren bahan bakunya adalah tendon bunga pohon aren dan gula tebu bahan bakunya dari flora tebu, apakah ialah gula semut bahan bakunya semut?

Eits, tentu saja bukan. Gula semut adalah salah satu bentuk olahan gula kelapa (coconut sugar) yang bahan bakunya dari buah kelapa. Olahan gula kelapa biasanya diproses ke dalam dua bentuk, yaitu gula kelapa cetak dan gula semut. Sekitar tahun 2008 selain bentuk cetak, mulai berkembang gula kelapa yang berbentuk butiran-butiran halus. Butiran ini terlihat seperti rumah semut yang biasanya kita lihat di tanah sehingga olahan gula kelapa ini diberi nama gula semut. Sebelumnya gula semut memang sudah ada di wilayah kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen (Barlingmascakeb), tetapi produksinya masih sangat terbatas. Daerah pemasarannya pun belum luas. Di luar negeri, gula semut disebut crystal coconut sugar karena berbentuk seperti kristal. Penyebutan coconut sangat penting untuk membedakan gula semut yang berbahan kelapa dari gula kristal lain yang bisa jadi terbuat dari tebu, aren, siwalan, nipah, dan tanaman keluarga palma lainnya.

Permintaan atas gula semut terus semakin tinggi, apalagi dengan semakin berkurangnya pohon aren & keluarga palma lainnya. Pasar jua berkembang ke arah olahan output pertanian organik sehingga gula semut pun perlu dikelola secara organik. Tahun 2010 hampir seluruh gula semut mempunyai label organik yang dihasilkan menurut sertifikasi forum yang telah diakui. Gula semut yang tidak diolah secara organik umumnya disebut menjadi gula semut natural. Tetapi belum tentu seluruh yg berlabel organik benar-benar mempunyai tunjangan profesi organik, & yang tidak bersertifikasi pun tidak semuanya berarti gula semut natural. Sahabat wajib jeli menilai gula semut yang akan Sahabat beli di pasar supaya sesuai kebutuhan.

Hati-hati pada gula semut menggunakan bahan campuran gula rafinasi

Peningkatan permintaan terhadap gula semut terkadang tidak sinkron menggunakan kapasitas produksi. Ini membangun celah bagi munculnya gula semut yang bercampur rafinasi. Gula rafinasi merupakan gula yang telah melalui proses pemurnian menggunakan taraf konsentrasi tinggi dan poly digunakan pada bidang industri. Tidak seluruh orang mempunyai tubuh yang sanggup memasak gula rafinasi sebagai akibatnya penggunaannya dalam konsumsi diatur ketat sang pemerintah melalui SK Menperindag No. 527/MPT/KET/9/2004. Perdagangannya pada ranah industri pun diatur melalui Peraturan Kementerian Perdagangan Nomor 1 Tahun 2019.

Selain gula semut yang bercampur rafinasi, belakangan juga muncul brown sugar yang dikemas dalam kemasan sachet sekali pakai. Karena segi kepraktisan, brown sugar kebanyakan beredar di hotel-hotel dan kafe sebagai pilihan untuk pemanis minuman selain gula pasir (gula tebu). Brown sugar adalah gula pasir halus yang dicampur dengan molase (tetes tebu). Molase merupakan produk sampingan dari pengolahan gula tebu, yang hasil utamanya gula pasir. Dengan warna coklat seperti gula semut, brown sugar banyak menyesatkan konsumen karena dikira gula semut dari kelapa.

Sahabat harus hati-hati dalam memilih karena biasanya tidak ada keterangan khusus di kemasan yang menjelaskan bahan baku brown sugar. Gula tebu dan gula kelapa mempunyai manfaat dan efek samping yang berbeda bagi tubuh. Gula tebu mempunya indeks glisemik diatas 70 sedangkan gula semut (yang terbuat dari kelapa) indeksnya di bawah 50. Indeks glisemik adalah skala untuk mengukur seberapa cepat karbohidrat yang dikomsumsi dapat meningkatkan glukosa dalam darah. Semakin tinggi indeks glisemiknya, semakin besar pengaruhnya pada kenaikan gula darah.

Di Kebumen sendiri terdapat sentra produksi gula semut, yaitu di Kecamatan Buayan dan Kecamatan Ayah. Ratusan petani kelapa di kedua kecamatan saling bermitra membentuk kelompok-kelompok yang mengolah kelapa menjadi gula semut dan bekerja sama dengan pelaku usaha lokal. Salah satunya adalah CV. Agroberdikari yang menjadi mitra kelompok petani dalam memproduksi gula semut yang diberi merk dagang Gula Semut Moyang. Selain bersertifikasi organik, Gula Semut Moyang juga telah mendapat sertifikasi halal dari MUI.