POTENSI POHON KELAPA DI KABUPATEN KEBUMEN | Kabar Dari Desa | Desa Gelaranyar -->

ads

POTENSI POHON KELAPA DI KABUPATEN KEBUMEN

Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan jenis tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kelapa termasuk jenis tumbuhan dari famili Palmae dari genus Cocos. Bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan hampir seluruh bagiannya, diantaranya akar, batang daun dan buahnya, sehingga pohon ini sering disebut sebagai pohon kehidupan.

Tanaman kelapa dapat tumbuh optimal pada dataran rendah hingga tinggi. Kondisi topografi yang sesuai adalah pada kemiringan lereng 0 – 40%. Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa adalah 20 – 35ᵒC. Jumlah ketersediaan air tanaman kelapa memiliki curah hujan 1.000 – 5.000 mm, jumlah bulan kering 0 – 6 dan kelembaban udara >50% . Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kelapa adalah jenis tanah yang memiliki fraksi liat yang dominan seperti liat berpasir, liat, liat berdebu dan lain sebagainya (Ritung, dkk., 2011).

Kabupaten Kebumen terletak antara 7?27? - 7?50? LS & 109?22? - 109?50? BT. Kabupaten Kebumen mempunyai luasan huma 1.281,12 km2, secara administrasi berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara disebelah utara, sebelah barat berbatasan menggunakan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap dan sebelah timur berbatasan menggunakan Kabupaten Purworejo. Suhu udara Kabupaten Kebumen yaitu pada suhu 25 - 27?C & mempunyai curah hujan tiga.917 mm. Kelembaban udara Kabupaten Kebumen adalah 83 ? 89% (Kabupaten Kebumen, 2018). Hal ini memperlihatkan bahwa Kabupaten Kebumen mempunyai potensi untuk pengembangan tumbuhan kelapa.

Potensi tumbuhan Kabupaten Kebumen galat satunya merupakan jenis flora perkebunan yaitu flora kelapa. Produk yg dihasilkan menurut tanaman kelapa, diantaranya buah kelapa & nira yang diolah sebagai gula kelapa. Jumlah pohon kelapa di Kabupaten Kebumen masih ada sebanyak 2.660.895 batang dengan produksi sebanyak 171.234.990 buah (Kabupaten Kebumen, 2018).

Teknik budidaya flora mencakup pembibitan, pengolahan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tumbuhan dan pengendalian hama penyakit tanaman & pemanenan. Berikut adalah tahapan cara budidaya tanaman kelapa:

1)      Pembibitan

Persyaratan benih kelapa yaitu dari menurut pohon induk yang berumur 20 ? 40 tahun menggunakan karakteristik ? Karakteristik memiliki btg yang kuat dan lurus menggunakan mahkota berbentuk spherical (berbentuk bola), daun & tangkainya kuat dan bebas menurut gangguan hama & penyakit. Ciri butir yang matang buat benih, yaitu ?12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat agak lonjong, panjang buah 22 ? 25 centimeter, lebar buah 17 ? 22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, bila digoncang terdengar suara nyaring. Seleksi benih dilakukan dengan cara mengistirahatkan benih selama ?1 bulan pada gudang dengan syarat udara segar dan kemarau, nir bocor, nir terkena sinar surya & suhu udara pada gudang 25 ? 27?C.

Teknik penyemaian benih dilakukan pada topografi datar, drainase baik, dekat dengan asal air & lokasi penanaman. Persiapan bedengan atau polybag dilakukan menggunakan memasak tanah hingga gembur sedalam 30 ? 40 centimeter menggunakan lebar dua m, tinggi 25 cm dan panjang tergantung huma menggunakan jarak antar bedengan 60 ? 80 centimeter. Polybag terbuat dari polyethylene/poliprophylene berwarna hitam menggunakan ukuran 50x40 cm & tebal 0,dua mm, bagian bawah berlubang diameter 0,lima cm dengan jeda lubang 7,5 centimeter sebesar 48 butir untuk aerasi & drainase dan diisi dengan tanah top soil halus. Kemudian dilakukan pendederan menggunakan menyayat benih selebar ?Lima centimeter dalam tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar menggunakan indera yang tajam. Tanam benih pada tanah sedalam 2/tiga bagian menggunakan sayatan menghadap keatas & mikrofil ke timur. Penanaman menggunakan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat diisi 30 ? 35 benih atau 25.000 butir buat areal 1 hektar. Berikut jangka saat pembibitan;

·         Lama pembibitan 5 – 7 bulan: jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.

·         Lama pembibitan 7 – 9 bulan: jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.

·         Lama pembibitan 9 – 11 bulan: jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.

Jika disemai di bedengan, maka sesudah benih berkecambah (panjang tunas 3 ? 4 centimeter) perlu dipindahkan ke polybag. Persemaian polybag berlangsung selama 6 ? 12 bulan, berdaun ?6 helai dan tinggi 90 ? 100 centimeter. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor setiap dua hari sebanyak 1 kali menggunakan jumlah air sebanyak 5 liter tiap pagi & sore. Untuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka sesudah 2 jam pada bagian sayatan ditekan dengan mak jari, jika keluar air maka penyiraman telah relatif. Pembersihan rumput dilakukan buat mencegah adanya inang hama dan penyakit. Pemindahan bibit dilakukan dalam umur 9 ? 12 bulan. Dua sampai 3 hari sebelum dipindahkan akar yang keluar berdasarkan polybag harus dipotong apabila pembibitan dilakukan pada polybag.

Pembibitan flora kelapa

2)      Pengolahan Media Tanam

Persiapan yang dilakukan merupakan persiapan pengolahan tanah & aplikasi survai. Tujuannya buat mengetahui jenis flora, kemiringan tanah, & keadaan tanah. Pembukaan huma dilakukan menggunakan penebasan semak dan penebangan pohon. Sedangkan jika huma bekas pertanian, tidak perlu pembukaan huma & dapat eksklusif dilakukan pengajiran, pembuatan lubang tanam, penanaman legume & tindakan yang lain yg diperlukan selanjutnya. Kemudian melakukan pembentukan bedengan dengan membangun melingkar lokasi menggunakan diameter 200 cm buat mencegah hujan masuk ke leher btg flora bibit. Apabila kondisi tanah masam menggunakan syarat pH 6 ? 8 perlu dilakukan pengapuran buat menurunkan tangkat kemasaman didalam tanah. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan bahan organik dengan berupa pupuk kompos dan pupuk sangkar sebanyak 10 kg/pohon buat tiap lubang (lokasi yang ditanami) menggunakan mencampurkan pada tanah top soil yg berada dalam sebalah utara lubang, kemudian memasukkan tanah tadi pada lubang.

3)      Teknik Penanaman

  • Penentuan pola tanam, dilakukan dengan sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga, karena pemanfaatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9x9x9 meter dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.

  • Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1 – 2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah dengan ukuran 60x60x60 cm sampai dengan 100x100x100 cm. Pembuatan lubang pada miring >20ᵒ dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1,25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ake arah lereng dibawahnya. Teras dibuat miring 10ᵒ ke arah dalam.

  • -    Pemberian mulsa dilakukan setelah ditanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan yang lainnya dan juga jerami).

  • -    Penanaman tanaman penutup dilakukan dengan menanam tanaman legume yang bertujuan untuk menekan gulma dan perkembangan hama serta memperbaiki struktur tanah, mengurangi penguapan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan. Penanaman dilakukan sebelum musim hujan yang bertujuan agar biji penutup tanah tidak busuk.

4)      Pemeliharaan Tanaman

  • Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit dan mati, dilakuka pada saat musim hujan setelah tanaman sebelumnya di cabut pada musim kemarau.
  • Penyiangan dilakukan dengan memotong gulma sampai batas permukaan dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu sampai 2 bulan sekali (musim kemarau).
  • Pembumbunan dilakukan dengan penimbunan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar.
  • Perempalan dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat) dengan cara memanjat pohon kelapa atau membiarkan hingga jatuh dengan sendirinya.
  • Pemupukan dengan menggunakan pupuk hijau. Sumber pupuk hijau berasal dari sisa- sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau. Penanaman tanaman penghasil pupuk hijau dapat dilakukan secarain situmisalnya pertanaman tumpang gilir dengan tanaman utama (contoh:pergiliran tanaman pangan dengan legume penutup tanah). Tanaman penghasil pupuk hijau dapat juga ditanam diluar areal pertanaman utama. Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legum, karena tanaman ini mempunyai kandungan hara (utama nitrogen) yang relatif tinggi dibanding jenis tanaman yang lainnya. Selain itu tanaman ini mudah terdekomposisi, sehingga penyediaan haranya lebih cepat. Menurut palmet al.(2001) bahwa secara garis besar membagi bahan tanaman berdasarkan kualitas, yakni tergolong berkualitas tinggi bila mengandung N paling sedikit 2,5%, kandungan lignin dan polifenol masing-masing <15% dan <4%. Bila diaplikasikan ke dalam tanah (sebagai pupuk hijau), pelepasan N benar-benar dapat terjadi (net release of nitrogen) jika kandungan lignin dan polifenol masing-masing <15% dan <4%. Disisi lain, bahan tanaman yang mengandung N <2,5% tergolong berkualitas rendah, demikian juga halnya bahan-bahan tanaman yang menyebabkan terjadinya imobilisasi N selama terjadinya proses dekomposisi, yakni tanaman yang mengandung lignin dan polifenol tinggi. Salah satu cara untuk menyediakan sumber pupuk hijau secarain situadalah dengan mengembangkan tanaman lorong (alley cropping), dimana tanaman pupuk hijau (berupa tanaman perdu jenis legum) ditanamn sebagai tanaman pagar (hedge grow) berseling dengan tanaman utama (pangan atau perkebunan) sebagai lorong.  Tanaman pagar ini selain menghasilkan bahan organik, selain itu dapat menekan erosi.
  • Penyiraman dilakukan pada musin kemarau untuk mencegah kekeringan yang dilakukan dua atau tiga hari sekali. Hal yang dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui parit-parit disekitar bedengan atau dilakukan dengan penyiraman secara langsung. Rata-rata jumlah air yang disiram ±2 l/pohon.
  • Kegiatan pemupukan dilakukan dengan menggunakan bahan organik dengan memanfaatkan sisa tanaman dan kotoran hewan. Penggunaan bahan organik ini bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi didalam tanah. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau , pupuk kandang dan sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung dan sabut kelapa). Berikut adalah macam-macam jenis pupuk organik dan cara pembuatannya:

·         Pupuk Kandang

Pupuk kandang yaitu pupuk berasal dari kotoran hewan (ternak) yang dicampur dengan rumput atau jerami. Pupuk kandang merupakan hasil fermentasi kotoran ternak yang memiliki kandungan N, P2O5dan K2O. Kadar unsur hara pada pupuk kandang yang dihasilkan berbeda-beda, seperti pada pupuk sapi pada wujud 80% padat mengandung 0,55% N, 0,30% P2O5, dan 0,40% K2O, pupuk kambing pada wujud 70% padat mengandung 0,75% N, 0,50% P2O5, dan 0, 45% K2O, pupuk ayam mengandung 1,00% N, 0,80% P2O5, dan 0, 40% K2O. Pupuk kandang yang masih muda atau mentah (belum benar-benar masak) tidak baik untuk dipergunakan. Unsur karbon (C) atau nitrogen (N) pada pupuk kandang yang muda atu mentah masih tinggi dan suhunya masih terlalu tinggi, sehingga akan membuat tanaman menjadi layu. Oleh karena itu, agar pupuk menjadi matang, caranya ialah harus ditimbun lebih lama lagi di tempat yang teduh dan selalu dibalik-balik guna mempercepat proses pembusukannya. Ciri-ciri pupuk kandang yang sudah matang, yaitu jika dipegang pupuk akan terasa dingin, jika diremas pupuk mudah rapuh dan bau kotoran sudah hilang. Berikut adalah cara pembuatan pupuk kandang, yaitu:

o   Cara sistem terbuka

Pada sistem ini kotoran ternak ditimbun pada loka terbuka pada permukaan tanah. Tempat penyimpanan berupa tanah yg ditinggikan & diberi atap. Kelebihan sistem ini yaitu kotoran ternak lebih cepat matang dibandingkan menggunakan menggunakan sistem tertutup. Tetapi, kekurangannya yaitu selama proses penguaraian, bau kotoran ternak akan terbawa angin sebagai akibatnya penyebarannya lebih jauh. Beberapa tipe ternak dalam pengolahan menjadi pupuk pada sistem terbuka, antara lain dalam hewan ternak akbar yaitu seperti sapi dan kerbau. Kotoran sapi akan dikumpulkan & dijemur di loka terbuka selama 2-3 hari. Penjemuran sebaiknya dilakukan di atas pasir. Setelah dijemur, kotoran tersebut ditimbun di loka beratap & tidak berdinding supaya gampang terangin-angin sebagai akibatnya akan lebih cepat matang. Penimbunan sebaiknya dilakukan peninggian loka supaya ketika hujan pupuk tidak terkena aliran hujan. Setelah 2 minggu pupuk sudah matang & siap digunakan. Hewan ternak sedang misalnya domba & kambing. Kotoran domba dikumpulkan dan ditimbun di loka berupa bangunan yang beratap dan tidak berdinding. Ditimbung diatas tanah tanpa diberi alas. Kotoran sebaiknya disiram buat mempercepat terjadinya pembusukan. Kotoran yg bercampur rumput atau gulma sebaiknya disiram buat mempercepat terjadinya pembusukan. Kurang lebih dari satu bulan, kotoran dan rumput telah musnah dan menampakan tanda-tanda kematangan. Maka, sesudah itu kotoran ternak sudah berubah menjadi pupuk & siap buat digunakan. Sedangka pada kotoran ayam akan lebih cepat mengalami kematangan. Lantaran kandungan unsur karbon (C) & nitrogen (N) rendah. Sehingga tidak memerlukan proses penguraian yg usang. Setelah pengambilan kotoran umumnya dilakukan selama 2 minggu ayam dipanen atau diaprikan. Sehingga kotoran sudah mengalami proses penyimpanan didalam sangkar dan kotoran telah mengalami proses penyimpanan pada dalam kandang & kotoran yg diambil berdasarkan kandang biasanya sudah matang paripurna & jika disimpan terlebih dahulu usahakan disimpan didalam karung & ditempatkan pada tempat beratap.

o   Cara sistem tertutup

Pada sistem ini, kotoran ternak ditimbun pada pada lubang yang diberi atap. Kelebihan menurut sistem ini yaitu penyebaran bau dapa dikurangi selama proses penguraian. Sedangkan, kelemahannya yaitu pada proses penyimpanannya membutuhkan saat yang lama & pupuk nir kemarau. Sistem ini efektif digunakan pada ternak besar dan sedang yg produksi kotorannya cukup banyak. Tempat penimbunannya terdiri berdasarkan 2 bagian primer yaitu lubang dan atap. Pertama kotoran dimasukkan kedalam lubang, ukuran lubang tergantung banyaknya kotoran, bila sudah terisi penuh menggunakan kotoran ternak sebanya dalam bagian atas tanah diberi taburan kapur yang telah dihaluskan supaya tidak terjadi pengasaman pupuk. Kemudian ditimbun sang tanah dan dibuat parit kecil disekitarnya agar nir tergenang sang air. Setelah 2-3 bulan, pupuk telah siap dipakai. Aplikasi pupuk kandang umumnya dilakukan sebesar 10kg bahan pupuk kandang pada tiap pohonnya setiap 6 bulan sekali dalam menjelang demam isu hujan dan menjelang animo kemarau.

5) Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah suatu bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme penganggu tanaman dengan menggunakan bahan dasar yang alami dari tumbuhanm seperti daun, batang, akar dan buahnya. Keunggulan pestisida nabati ini sangat murah dan dapat dibuat dengan sendiri oleh petani serta ramah lingkungan. Fungsi pestisida nabati yaitu bersifar reppelan, antifidan, merusak perkembangan telur dan larva, menghambat reproduksi serangga betina dan mampu mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri (Sri Wahyuni Handayani, dkk., 2017). Berikut pestisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan OPT pada tanaman kelapa adalah membuat pestisida nabati dengan membuat ekstrak dari gadung. Gadung merupakan tanaman yang merambat yang umbinya mengandung alkaloid, yaitu discorin, sedangkan zodiac mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Kandungan alkaloid ini membuat gadung memiliki potensi yang tinggi sebagai insektisida nabati. Cara pembuatan ekstrak gadung dengan memarut atau menghaluskan umbi gadung sebanyak 1/2 Kg, kemudian peras hasil gadung yang sudah dihaluskan dan kemudian disaring. Setelah itu hasil perasan dicampur menggunakan air sebanyak 10 liter dan diaduk secara merata. Kemudian ekstrak tersebut disemprotkan pada seluruh bagian tanaman yang diserang pada pagi atau sore hari.

6)   Pemanenan dilakukan dengan mengambil butir buahnya dan menyadap nira kemudian diolah menjadi gula semut. Butir buah umumnya dipanen pada saat buah berumur 1 bulan. Sedangkan nira kelapa dapat disadap pada umur 6 – 8 tahun dengan serta lamanya penyadapan dapat dilakukan selama 25 – 30 tahun. Cairan nira keluar dari bunga kelapa yang pucuknya belum membuka. Cara pemanenannya, ikat tangkai bunga kelapa lalu potong ujung tangkai kelapa setelah diambil cairannya agar cairan nira dapat keluar kembali dengan jumlah yang lebih banyak dengan menaruh wadah dari bahan food grade sebagai wadah nira atau yang biasa disebut dengan pongkor. Frekuensi penyadapan dilakukan sehari 2 kali setiap pagi dan sore hari. Pohon kelapa dapat menghasilkan nira sebanyak 1 – 2 liter pada sore hari, sedangkan pagi hari dapat menghasilkan 1,5 – 4 liter di pagi hari.

Proses pemanenan nira

Penulis: Ega Apriliana/Research and Development Agroberdikari